Sekarang ini banyak sekali bahan kimia
dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dandiciptakan untuk membuat
pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif danefisien. Tetapi di
samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatankebutuhan lain. Di
mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan
dan dapat berakibat fatal. Salah satu contohnya adalah boraks.
Selama ini bahan tambahan pengawet sebagian
besar menggunakan boraks, terutama industri kecil. Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88
menyebutkan bahwa boraks merupakan salah satu bahan tambahan yang dilarang penggunaannya
dalam makanan, terutaman dalam jumlah sedikit, karena boraks dapat memberikan
efek berbahaya bagi kesehatan manusia.
Asam
borat atau Boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang
tidak dizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa
berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Nama kimia Natrium Tetrabonat ( Na2.B4O7.10H2O). Boraks
mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraboratDalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.
Boraks umumnya digunakan untuk mematri logam,
pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Boraks
ini sering disalh gunakan untuk dicampurkan dalam bahan pangan misalkan pembuatan
baso, tahu, ikan asin, mie dll. Di mana pangan itu merupakan
segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia, dan akibat
dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari
kanker hingga menyebabkan kematian.
Identifikasi dengan
pengamatan fisik
Dari berbagai
macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan boraks
baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang, serta
dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut beberapa
diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam makanan
menurut bentuk fisiknya :
- Ciri-ciri mie basah mengandung boraks:
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus.
- Ciri-ciri bakso mengandung boraks:
teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging
namun lebih cenderung keputihan.
Seperti
dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung
boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau
tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa
boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet
hingga beberapa hari.
Warnanya juga
lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata
di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila
memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks. Padahal
pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat
dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa menggunakan
bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan,
atau kalsium propionat.
- Ciri-ciri jajanan (seperti lontong)
mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih
dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.
- Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks:
teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Dalam bentuk
tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk
air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen
sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung
asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin
secara bersama-sama!
YLKI juga
melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan
melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak
sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini
akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
PEMERIKSAAN
BORAKS
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dilarutkan boraks 200 mg dengan 10 mL akuades.
3. Ditetesi dengan metil merah 3 tetes.
4. Dititrasi dengan HCl 0,1375N.
5. Titik akhir titrasi diamati hingga terjadi perubahan warna menjadi merah.
Daftar Pustaka
Franky,
dkk. 2008. Boraks dan Formalin Makanan.Jakarta.Kanisius
Selasa,4
Desember 2012/5.07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar