12.04.2012

Boraks



Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dandiciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif danefisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatankebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Salah satu contohnya adalah boraks.
Selama ini bahan tambahan pengawet sebagian besar menggunakan boraks, terutama industri kecil. Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88 menyebutkan bahwa boraks merupakan salah satu bahan tambahan yang dilarang penggunaannya dalam makanan, terutaman dalam jumlah sedikit, karena boraks dapat memberikan efek berbahaya bagi kesehatan manusia.
Asam borat atau Boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak dizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Nama kimia Natrium Tetrabonat ( Na2.B4O7.10H2O). Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraboratDalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.
Boraks umumnya digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Boraks ini sering disalh gunakan untuk dicampurkan dalam bahan pangan misalkan pembuatan baso, tahu, ikan asin, mie dll. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia, dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.
Identifikasi dengan pengamatan fisik
Dari berbagai macam jenis makanan, ada beberapa makanan yang biasa dicampuri dengan boraks baik dengan alasan untuk mengawetkan, maupun untuk kepentingan dagang, serta dapat dengan mudah kita identifikasi menurut ciri fisiknya. Berikut beberapa diantara makanan yang dapat kita identifikasi ada tidaknya boraks dalam makanan menurut bentuk fisiknya :
-          Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus.
-          Ciri-ciri bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
Seperti dijelaskan di atas, sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari.
Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian. Kalau masih ragu, coba lembar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks. Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.
-          Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.
-          Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700, dalam bentuk air bleng. YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama!
YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan. Padahal Pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
PEMERIKSAAN BORAKS
1.     Alat dan bahan disiapkan.
2.   Dilarutkan boraks 200 mg dengan 10 mL akuades. 
3.   Ditetesi dengan metil merah 3 tetes. 
4.   Dititrasi dengan HCl 0,1375N.
5.   Titik akhir titrasi diamati hingga terjadi perubahan warna menjadi merah.
Daftar Pustaka
Franky, dkk. 2008. Boraks dan Formalin Makanan.Jakarta.Kanisius
Selasa,4 Desember 2012/5.07


Tidak ada komentar:

Posting Komentar